Hadiri Event Tabligh Akbar di Mataram

Tapi tahukah teman-teman, setan memang pandai sekali menghasut manusia. Bisikan-bisikannya selalu mengganggu hati dan pikiran kita. Mereka selalu berusaha merusak rasa syukur kita supaya hilang pahalanya dan tidak berbekas. Bagaimana caranya?

Kadang masih saja diantara kita merasa tidak cukup dengan apa yang kita dapatkan. Sudah bersyukur dan berterimakasih atas nikmat Allah, tapi ketika melihat saudara kita mendapatkan nikmat, hati kita langsung merasa resah. Perasaan tidak senang muncul begitu saja. Lebih parah lagi, kadang kita iri ingin mendapatkan nikmat serupa.

Melihat teman baru saja mendapatkan pekerjaan, melihat saudara kita memperoleh penghargaan, melihat teman lama kita tiba-tiba sudah menuju pelaminan, kebahagiaan mereka nampaknya tidak menular kepada diri kita. Namun justru menimbulkan perasaan iri dan benci di dalam hati. Naudzubillah.

Kalau orang-orang menyebutnya dengan kata ‘insecure’. Sebuah perasaan dimana kita merasa tidak cukup dengan segala hal yang ada kita miliki. Mungkin pada satu waktu kita sudah merasa cukup dan bersyukur dengan hal-hal yang kita punya. Namun ketika melihat kenikmatan orang lain, perasaan insecure itu muncul. Kembali kita merasa tidak cukup nikmat. Kembali pertanyaan ini muncul, “Kenapa aku tidak bisa mendapatkan seperti yang ia dapatkan?”

Ternyata masih diperlukan kehati-hatian dalam menyikapi rasa syukur. Apakah benar kita sudah betul-betul mensyukuri nikmat Allah? Menerima apa yang kita miliki sekarang? Rasa syukur perlu dibersamai dengan perasaan cukup dan tidak iri dengan nikmat yang didapatkan orang lain. Tentu akan lebih bahagia jika kita ikut merasakan kebahagiaan orang lain, dan bukan justru merasa insecure dan iri kepada mereka.

avatar
Twice Fans