BANTEN – Warga Lung Jaha, Kelurahan Panggungjati, Kecamatan Taktakan, Kota Serang digegerkan dengan penemuan jasad dalam posisi telungkup dan bersimbah darah di lorong gang lingkungan Lung Jaha, Minggu (4/7) malam.
Korban pertama kali ditemukan oleh warga bernama Suminta, dia mengaku melihat jasad seseorang tergeletak di lorong gang. Lantaran takut karena kondisi gelap, Suminta lantas memberitahukannya kepada para tetangganya yang sedang berkumpul. Para warga pun langsung mendatangi lokasi dan melihat jasad yang tergeletak tersebut yang ternyata dikenali mereka adalah tetangganya bernama Aswandi.
Korban, Aswandi (31), ditemukan sekira pukul 23.00 WIB dalam kondisi sekarat akibat luka sayatan di leher, dan tidak jauh dari tubuh korban ada sebilah pisau beserta sarungnya tergeletak. Warga yang mulai panik saat itu, lantas membawa korban ke rumah sakit. Namun sayang, korban tak dapat diselamatkan.
Aswandi (31) menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara, Kabupaten Serang, Senin (5/7) pagi.
Diberitakan sebelumnya, bahwa kematian Aswandi (31) merupakan kasus dugaan pembunuhan. Hal itu didasari dari luka yang menganga pada leher korban dan diduga korban digorok oleh Orang Tidak Dikenal (OTK).
Dilansir dari javaindopos.id, ED salah satu saudara besar keluarga korban. Saat dihubungi menerangkan, ihwal dugaan pembunuhan yang menimpa saudaranya tersebut dikatakan olehnya itu belum tentu benar.
Menurut ED, kematian Aswandi merupakan dugaan tindakan bunuh diri, dan itu dia ketahui dari keluarga korban yang mengenali pisau di dekat tubuh Aswandi saat korban kali pertama ditemukan.
Ada kemungkinan, kata dia, pisau itu digunakan Aswandi untuk mengakhiri hidupnya.
“Pihak keluarga mengenali pisau tersebut pisau dari rumah bukan pisau dari luar, artinya pisau diakui bahwa pisau itu milik rumah, begitu,”ungkap ED.
Selain itu,!ED juga menceritakan. Sebelum Kejadian, Aswandi memiliki keinginan untuk membeli motor dan berusaha meminta tambahan uang sejumlah satu juta kepada orang tuanya. Namun keinginannya tersebut tidak dituruti lantaran orang tua Aswandi tidak mempunyai uang sejumlah yang diminta.
Sejak itu Aswandi bermurung durja, sikapnya menjadi pendiam dan selalu menyendiri hingga peristiwa itu terjadi.
“Dia (Aswandi) sering melamun terus, dari malam sabtu, sampai sabtu malam minggu hingga kejadian itu terakhir juga kelihatan melamun,” ujar ED menandaskan.
Keterangan yang diceritakan sejumlah saksi di lokasi kejadian juga menyeruak liar dan dinilai simpang siur, sehingga membuat pihak kepolisian mendalami kasus misteri kematian Aswandi itu dengan mengumpulkan barang bukti, dan memanggil kembali saksi-saksi untuk dimintai keterangan di Mapolres Serang Kota guna memastikan dan mengungkap kejadian yang sebenarnya.
Sementara itu, saat ditemui, Kanit Reskrim Polsek Taktakan, IPTU Saefudin, mengatakan bahwa saat ini pihaknya belum bisa menyimpulkan apakah kejadian itu murni bunuh diri atau pembunuhan.
Saefudin juga menerangkan, bahwa kasus kematian Aswandi saat ini sedang didalami pihak Polres Serang Kota
“Saat ini kami juga masih menunggu hasil dari pemeriksaan Polres Serang Kota,” pungkasnya.
Reporter: Asr
Editor: Wilujeng Nurani